Langsung ke konten utama

PERTIMBANGKAN SEMUANYA, MESKI SUDAH TERLAMBAT


Sebenarnya tulisan ini semacam self talk, semua diarahkan kepada diri saya, terutama setelah saya hitung lebih detail ternyata kita terperangkap dalam imajinasi angka yang halus sekali menipu. Contoh seperti ini, jika setiap bulan mendapat Pemasukan 2 juta, untuk belanja 1,8jt sisanya Rp 200.000 dipakai untuk menabung. Suatu ketika Anda dapat 4jt. Bagaimana manajemen keuangan Anda ? 

Saya menebak, rata rata menjawab. Belanja Rp 3,6jt dan saving Rp 400.000. dan nata duit seperti ini terus berkelipatan sampai secara tidak sadar, kerakusan itu sebenarnya disisi lain kita benci, namun waktu yang sama kita pelihara.  Ini hentakan psikis untuk menakar diri sendiri.

Saat yg lain baru bicara debt free, diskusi freedom dalam imajinasi,  Ada sebagian kecil dari Kita yang sebenarnya tidak tahu financial literaty namun sdh menjalankan hidup efisien, maaf saya kurang asik pakai Bahasa hemat, heheheh. so perjalanan menuju makmur itu not for discuss saja, tapi untuk melihat ke dalam, seserius apa sih kita berkeinginan ke sana, dan hingga saat ini mereka yang nata duitnya amburadul blm ada yang makmur. 

Jadi masalahnya bukan pada apa rencana keuangan anda saja ? itu wilayah kognitif yang tidak menggambarkan tekad Anda. Tekad sebenarnya terlihat dari jawaban bisa tidak gaya hidup kita tetap fix efisien ketika income secara mengasyikan terus bertumbuh. Jika bisa, maka tekad Anda memang kuat.

Rata rata income itu fix, harusnya pengeluarannya juga fix. Kalau pengeluarannya tidak fix, mudah tergoda, percaya deh, suatu saat asset akan dijual, pinjaman akan melebihi limit 20%, bahkan polis asuransi akan ditutup. For what ? Untuk gaya hidup.

EFISIENSI ITU INTELEJENSI
Teknisnya begini, kita begitu mudah mengelurkan dana sebesar Rp 400.000 misalnya misalnya kita nonton, nongkrong, hiburan dll. Banyak alasan yang membuat psikis kita tenang dengan kehilangan keluarnya dana 400.000. Bisikan menenangkan itu bisa berupa perasaan kalau Anda memang sudah saatnya bersenang senang, atau bisa juga berupa bisikan untuk tidak terlalu keras terhadap diri sendiri, dan lain lain. 

Coba pertimbangkan sejenak saja, mana yang lebih baik jika dibandingkan dengan nominal yang sama diarahkan ke reksadana untuk dana kuliah anak. 
Mari kita jernihkan kembali, hidup efisien bukan harus menyiksa diri dengan penyusutan anggaran sana sini sampai level fakir, hidup efisien adalah ikhtiar untuk menimbang kembali pengeluaran pengeluaran, misalnya apakah memang lebih murah memasak sayur sendiri daripada beli dari luar ? faktanya untuk saya berenam sekeluarga justru beli sayur yang sudah matang malah lebih efisien secara waktu dan dana. Beda halnya jika ada prospek, tentu ngajak ngobrol di rumah tidak efisien dibandingkan ngajak ngobrol di tempat ngopi.  
Apa pun rencana keuangan Anda, kalau tidak disiplin saving, invest dan protek, Anda akan amburadul.

Bisa jadi tulisan saya dianggap nyinyir, terlalu perhitungan dll. Sederhananya gini, kalau financial plann kita sudah beres, baik untuk dapur, spp, tagihan, dana pendidikan, asuransi dll dan ternyata masih ada sisa duit.. silahkan habiskan. Oleh karena itu, efiesiensi ini sangat personal. 

Bagaimana membuat desain keuangan ? membuat desain keuangan seperti ini, memang perlu diskusi mendalam dengan penasihat keuangan. Percaya atau tidak, dia pun akan kembali bertanya kepada Anda, apa rencana keuangan Anda ? dari situ dia akan membantu untuk membuat site plannya. Se simple itu.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELENGGU LUKA

Emosi negati f adalah luka batin yang masih berdarah darah, yang dibawa ke mana mana, karena dia terluka, maka dia mengantisipasinya dengan membawa golok ke mana-mana dengan tujuan supaya dia tidak mendapatkan luka yang baru. Namun karena lukanya belum sembuh, dia menjadi begitu peka, sehingga senggolan kecil yang bagi orang lain tidak menyakitkan pun akan membuatnya nyeri, dan golok pun dia sabetkan kepada siapa pun yang membuat dirinya terluka. Bila peka, memang kita sering melihat orang yang omongannya cukup pedas dan tingkah lakunya menyakitkan, sejatinya orang yang membawa luka yang belum sembuh, sudah tabiatnya dia pun menebar luka ke mana-mana, menebarkan ketidanyamanan kepada orang lain, jangankan orang lain, dirinya pun merasa tidak nyaman dengan dirinya. Tanda-Tanda orang yang memiliki luka batin biasanya seperti ini : Sensitif,  karena pernah disakiti, dan dirinya tidak mau mengalami kembali hal tersebut, dia begitu peka dengan hal apa pun yang membuat dirinya luka,   p

RILEX

Diluar segala teori parenting yang ada, penting untuk memulai pondasi semuanya adalah mengajarkan kepada anak untuk rilex dalam menghadapi hidup, sebab rilex akan membawa ketenangan. Menurut Ibnu Siena, kepanikan adalah separuh penyakit, dan ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah titik permulaan dari kesembuhan.   Nyatanya memang banyak hal remeh menjadi besar karena kalut, banyak urusan kecil menjadi petaka karena tidak tenang. Kita bisa cek, hal kecil di rumah, betapa kesalahan kecil saja bisa berujung kepada masalah yang tidak seharusnya. Kita para lelaki tentu sering jadi bahan amukan hanya karena menyimpan handuk basah di sofa, dan para ibu-ibu sering dimarahi suami karena kelamaan dandan kalau mau keluar rumah. Namun bagi orang serius, hal receh dan terus-menerus dikerjakan para lelaki ini akan dimaknai sebagai kondisi suami yang tidak 1 frekwensi lagi, yang kemudia berujung pada pertengkaran. Padahal, jika emak emak belum mandi, ya tinggal pakai saja handuk i

TIRAKAT ORANGTUA UNTUK PENDIDIKAN ANAKNYA

Salah satu tirakat orangtua untuk pendidikan anaknya adalah tidak nunggak SPP. Ini biasanya saya sampaikan saat isi parenting bersama wali murid. Agak pahit memang tapi ini selalu saya sampaikan di akhir sesi. Karena memang pendidikan itu sejatinya olah pikir, tirakat batin Sependek yang saya tahu, dalam spp ada makan minum anak selama sekolah, kebayangkan bila tidak bayar spp dari mana anak bisa makan minum dan snack? Ya dari spp temannya. Dalam spp ada elemen kesejahteraan guru, meski tidak terlalu besar kayaknya, ada elemen pendidikan yang dia dapatkan selama belajar. Bisa saja utang menggunung, nyebar d mana-mana, namun khususon untuk spp jgn nunggak, itu tirakat terbaik orang tua. Entah untuk keberapa kali saya mendengar betapa pengurus yayasan harus pontang panting cari biaya untuk menutupi tunggakan spp yang menurut saya jumlahnya tidak sedikit. insan pendidikan itu rata-rata berjiwa halus, yang rasanya tidak mungkin menagih sekeras debt collector, bahkan menahan ijazah pun haru