Emosi negatif adalah luka batin yang masih berdarah darah, yang dibawa ke mana mana, karena dia terluka, maka dia mengantisipasinya dengan membawa golok ke mana-mana dengan tujuan supaya dia tidak mendapatkan luka yang baru. Namun karena lukanya belum sembuh, dia menjadi begitu peka, sehingga senggolan kecil yang bagi orang lain tidak menyakitkan pun akan membuatnya nyeri, dan golok pun dia sabetkan kepada siapa pun yang membuat dirinya terluka.
Bila peka, memang kita sering melihat orang yang omongannya cukup pedas dan
tingkah lakunya menyakitkan, sejatinya orang yang membawa luka yang belum
sembuh, sudah tabiatnya dia pun menebar luka ke mana-mana, menebarkan
ketidanyamanan kepada orang lain, jangankan orang lain, dirinya pun merasa
tidak nyaman dengan dirinya.
Tanda-Tanda orang yang memiliki luka batin biasanya seperti ini :
- Sensitif, karena pernah disakiti, dan dirinya tidak mau mengalami kembali hal tersebut, dia begitu peka dengan hal apa pun yang membuat dirinya luka, pada candaan yang menurut orang lain biasa saja bagi orang yang memiliki luka batin akan terasa seperti pukulan yang menyakitkan.
- Tidak mudah percaya, pengalaman pernah dilukai dan lukanya belum sembuh, mendorong dirinya untuk tidak percaya kepada siapa pun, pada gilirannya dia memilih menjadi pribadi tertutup bahkan kepada orang baik sekali pun.
- Sulit memaafkan, perlakuan orang lain pada dirinya yang dipandang terlalu menyakitkan untuk dimaafkan ini adalah hal yang biasa dikatakan oleh orang yang masih memendam luka, padahal memaafkan itu bukanlah untuk orang lain, namun untuk dirinya sendiri berupa kesediaan untuk melepaskan belenggu masa lalu, sehingga dirinya menjadi manusia baru yang tidak terikat pada memori masa lalu yang membuat dirinya tidak nyaman.
- Sering khawatir, karena pernah dilukai dan dia memilih untuk memelihara perasaan terluka itu, tanpa disadari dirinya melempar kenangan pahit itu ke masa kini dan masa depan yang belum tentu terjadi, kejadiannya sudah berlalu, namun rasanya masih dibawa bawa saat ini dan masih terus dibawa.
Dengan memiliki kepekaan seperti ini, maka yang muncul dalam hati kita
tidak lagi berupa amarah, namun berupa welas asih, pada saat yang sama kita pun
fokus pada diri sendiri. dengan menyadari sepenuhnya untuk terus
melepaskan belenggu emosi negatif yang ada pada diri kita.
Tidak mudah memang bila ditakdirkan menjadi manusia yang belum move on dari luka batin yang berdarah
darah ini, sebab mereka memiliki logika untuk mempertahankan lukanya, dan
mereka selalu punya alasan untuk melihat dunia yang suram ini.
Tanpa mereka sadari, mereka sering menuntut orang lain untuk memberi makan
ketidakdewasaannya dengan kedewasaan orang lain, namun semua memiliki batas,
semuanya memiliki tenggang waktu. Saat batasan itu tersentuh, maka yang tersisa
bersama dirinya adalah orang yang sama sama tidak dewasa, sama sama terluka
yang saling menguatkan perilakunya dan saling membenarkan ketidakdewasaanya dan
hal ini semakin kecil kemungkinan pencerahan itu masuk dalam dirinya.
Pemahaman seperti ini akhirnya mendorong kita menahan diri untuk membalas cemoohannya atau pun sindirannya,
dan pada saat yang sama kita terus berbenah, memperbaiki diri. Seperti halnya
burung yang akan berkumpul dengan burung dengan jenis yang sama, bulu yang sama
juga, harapannya kita pun dikumpulkan dengan mereka mereka yang terbuka dengan
perbaikan dan terus fokus berbenah.
Teringat sabda Nabi : “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya
maaf pada hari kesulitan.” (HR. Athbrani).
Maukah Anda melihat apa pun dari
sisi yang berbeda?
Protekstif terhadp anak apa juga tanda ada luka batin bah?
BalasHapusProteknya "berlebihan"
Anak gak boleh begini.... Gak boleh begitu...
Bolehnya hanya manut yang dikata orang tua.
Bisa jadi.
Hapus